Text
TELEMEDISIN Rekomendasi Ikatan Dokter Indonesia Untuk Masa Depan Digitalisasi Kesehatan di Indonesia
PENDAHULUAN
“Siang itu, Pak Ahmad mengalami demam tinggi, perutnya tidak nyaman, dada terasa berdebar, kepala terasa sakit. Pak Ahmad kemudian menyalakan perangkat komputer miliknya. Tak lama, dia terhubung dengan dokter pribadinya. Sang dokter di monitor menyapa ramah, dan mereka pun terlibat percakapan. Setelah cukup melakukan anamnesis, sang dokter kemudian menuliskan serangkaian instruksi jarak jauh. Beberapa saat kemudian dari meja komputer Pak Ahmad keluar beberapa alat: tensi otomatis, elektroda, saturasi, dan beberapa pemindai lainnya. Dokter kemudian menyarankan untuk pemeriksaan darah. Pak Ahmad memencet tuts ‘enter’ tanda setuju. Keluarlah spuit dan secara otomatis mengambil sampel darah Pak Ahmad. Beberapa menit kemudian, dokter menegakkan diagnosis kerja demam tifoid, dan memberikan saran terapi. Pak Ahmad masih mempertanyakan tentang gambaran EKG yang menurut dia abnormal. Dia meminta dikonsulkan ke spesialis jantung. Dokter kemudian menyambungkan ke salah satu dokter spesialis jantung. Dokter jantung kemudian menyimpulkan yang terjadi hanyalah sinus aritmia yang tidak berbahaya, dan menyerahkan terapi kembali ke dokter awal. Dokter pribadi pak Ahmad memutuskan Pak Ahmad tidak perlu ke rumah sakit. Cukup beristirahat di rumah. Dia lalu mengirimkan attachment berupa resep elektronik, resep diet, serta resep perawatan. Ketiga resep itu kemudian masing-masing diteruskan ke Apotik terdekat, layanan gizi terdekat, dan layanan perawat homecare terdekat. Tidak sampai 30 menit, ketiga pesanan: obat, diet, sekaligus perawat telah tiba di Rumah Pak Ahmad.”
Mengada-ada? Mungkin ada di antara Anda yang berpikir demikian ketika membaca ilustrasi di atas. Ya, mungkin saat ini ilustrasi di atas hanyalah imajinasi penulis. Tapi bukankah banyak hal yang dulu dikatakan mengada-ada, sekarang justru telah betul-betul ada. Dulu, orang mengatakan manusia terbang di angkasa itu mengada-ada. Dulu, orang mentertawakan ide manusia mendarat di bulan. Tapi
kita bisa melihat, imajinasi masa lalu telah menjelma masa kini. Di bidang kesehatan misalnya, adalah tidak masuk akal dahulu ketika ada ide seorang ahli bedah di Jepang bisa mengoperasi seseorang yang sedang berada di Eropa. Pemikiran tidak waras? Ternyata tidak. Sekarang hal demikian betul-betul bisa terlaksana.
Dan tahukah anda, sebagian teknologi yang diceritakan di ilustrasi di atas, di beberapa negara luar sudah diaplikasikan?
Teknologi sedang berkembang sangat cepat. Hingga kita tertatih mengejarnya. Bidang kesehatan merupakan sektor utama yang menjadi sasaran perkembangan pesat itu. Dan kita, para praktisi kesehatan di Indonesia jangan sampai hanya menjadi penonton yang terkesima dengan gerak yang begitu cepat itu.
Pernikahan antara pesatnya kemajuan teknologi informasi, dan majunya ilmu kedokteran akhirnya melahirkan sosok anak rupawan yang bernama: telemedis. Ketika sehat tak lagi berjarak, itulah jalan hidup sosok anak rupawan tadi. Beberapa puluh tahun lalu, dirinya hanyalah orok yang tidak diperhitungkan. Namun perhatikan kini, sang anak mulai gesit dan menunjukkan pamornya. Bisa jadi, beberapa puluh tahun lagi, masa depan akan menjadi miliknya.
Dan kembali ke ilustrasi di awal. Bila ada orang yang bertanya tentang apa itu telemedis, cukuplah ilustrasi di awal menggambarkan apa dan bagaimana dia. Dan sekali lagi, apabila masih ada yang meragukan kebenaran khayalan penulis, maka biarlah sang anak rupawan tadi yang menjawab “Hey, tahukah Anda, yang akan terjadi mungkin lebih menakjubkan dari gambaran itu”
Jarak dan waktu bukan lagi faktor yang berperan dalam dunia kesehatan. Maka, bisa jadi suatu waktu nanti anak cucu kita akan memperbincangkan tentang:
- Pasien antri berjam-jam di tempat praktek seorang dokter spesialis
- Berkeliling ke berbagai apotik untuk mendapatkan obat tertentu
- Lamanya sebuah penegakan diagnosis dan terapi, hingga seseorang dirujuk dari satu kota ke kota lainnya
- Sulit dan tidak nyamannya dirawat di rumah sakit.
10 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia 2018
Ya, anak cucu kita akan memperbincangkannya dalam pelajaran:
sejarah.
Lebih jauh, mereka akan memperbincangkan tentang kemajuan kesehatan, yang telah dinikmati bukan hanya di rumah-rumah Jakarta, namun merata sampai pelosok paling dalam di Papua. Sehat bukan lagi sebuah kepemilikan VIP seorang direktur perusahaan ternama. Namun jenis layanan kesehatan yang sama telah menjadi properti seorang petani penggarap lahan biasa.
Dan sebuah kata magis: telemedis…. adalah salah satu pintu untuk menuju ke sana.
REF2020018 | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain